Arsip Tag: sunnah

TABLIGH AKBAR NASIONAL AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH 1433H/2012M

بسم الله الر حمن الر حيم

pamflet

INSYA ALLAH KEMBALI HADIR
TABLIGH AKBAR NASIONAL
AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH 1433H/2012M
UNTUK SELURUH KAUM MUSLIMIN DAN MUSLIMAT

Tema:
KEINDAHAN AGAMA ISLAM

Pembicara:
1.Asy Syaikh ‘Ubaid bin Abdillah al-Jabiri (Madinah)
2. Asy Syaikh ‘Abdullah bin Umar al-Mar’ie (Yaman)
3. Asy Syaikh Khalid bin Dhahwi azh-Zhafiri (Kuwait)
4. Asy Syaikh Muhammad Ghalib al-’Umari (Madinah)
[AKAN DITERJEMAHKAN KE BAHASA INDONESIA]

Waktu:
Sabtu-Ahad, 3-4 Sya’ban 1433H/23-24 Juni 2012M
Pukul 09.00 WIB-selesai

Tempat:
Masjid Agung Manunggal
Jl. Jend. Sudirman No.1 Bantul, DI. Yogyakarta

Kontak Informasi:
Kajian Umum: 0274-7453237
Kajian Asatidz: 081328022770
Informasi Umum: 085747566736

Diselenggarakan Oleh:

Panitia Dauroh Ilmiyah Nasional
Ahlus Sunnah wal Jama’ah
Jl. Godean Km.5 Gg. Kenanga, Patran RT.01/01
Banyuraden, Gamping, Sleman, DI. Yogyakarta

LIVE! tabligh akbar ini dapat didengarkan di www.salafy.or.id

3 Hadits Lemah Seputar Puasa Muharram

Berikut penyebutan beberapa hadits lemah seputar puasa Muharram:

1.    Hadits ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiallahu ‘anhu, beliau berkata : “Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wasallam bersabda :
صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا فِيهِ الْيَهُودَ صُومُوا قَبْلَهُ يَوْمًا أَوْ بَعْدَهُ يَوْمًا


“Berpuasalah kalian pada hari ‘Asyuro` dan selisihilah orang-orang Yahudi padanya, (yaitu) berpuasalah kalian sehari sebelumnya atau sehari setelahnya”. Hadits ini dikeluarkan oleh Ahmad (1/399/2155), Ibnu Khuzaimah dalam Shohihnya (3/290-291/2095) dan Al-Baihaqy (4/287) dari jalan Ibnu Abi Laila dari Daud bin ‘Ali dari ayahnya dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma dari Nabi Shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wasallam secara marfu’ . Baca lebih lanjut

Hukum-hukum Seputar Puasa Muharram

Alhamdulillah pada saat ini kita telah berada di bulan Muharram, salah satu bulan dari empat bulan yang memiliki kehormatan di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana yang dikhabarkan oleh Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wasallam dalam sabda beliau:

“Sesungguhnya zaman telah berputar kembali seperti bentuknya ketika Allah menciptakan langit-langit dan bumi, satu tahun itu 12 bulan dan di antaranya ada 4 bulan haram (yang memiliki kehormatan), 3 bulan (di antaranya) berturut-turut : Dzul Qo’dah, Dzul Hijjah, Muharram dan bulan Rajabnya Mudhor yang berada antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim) Baca lebih lanjut

Makanan Alternatif Setan

Dari Ka’ab bin Malik radhiallahu anhu dia berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْكُلُ بِثَلَاثِ أَصَابِعَ وَيَلْعَقُ يَدَهُ قَبْلَ أَنْ يَمْسَحَهَا

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam makan dengan tiga jari, dan beliau menjilatinya sebelum mencuci tangannya.” (HR. Muslim no. 2032)

Yakni: Memakan apa yang tersisa di jarinya. Baca lebih lanjut

Seputar masalah sholat (sunnah dalam sholat)

Penulis: Bulletin Al Wala wal Bara

Sunnah-Sunnah Shalat

Diantara sunnah-sunnah shalat adalah
1. Do’a Istiftaah
2. Meletakkan (telapak) tangan kanan di atas (punggung) tangan kiri pada dada tatkala berdiri sebelum ruku’
3. Mengangkat kedua tangan dengan jari-jari rapat yang tebuka (tidak terkepal) setinggi bahu atau telinga tatkala takbir pertama, ruku’, bangkit dari ruku’, dan ketika berdiri dari tasyahhud awal menuju raka’at ketiga
4. Tambahan dari sekali tasbih dalam tasbih ruku’ dan sujud
5. Tambahan dari ucapan Rabbanaa walakal hamdu setelah bangkit dari ruku’
6. Tambahan dari satu permohonan akan maghfirah (yaitu bacaan Rabbighfirlii) Diantara dua sujud
7. Meratakan kepala dengan punggung dalam ruku’
8. Berjauhan antara kedua lengan atas dengan kedua sisi, antara perut dengan kedua paha dan antara kedua paha dengan kedua betis pada waktu sujud
9. Mengangkat kedua siku dari lantai ketika sujud
10. Duduk iftiraasy (duduk di atas kaki kiri sebagai alas dan menegakkan kaki kanan) pada tasyahhud awal dan Diantara dua sujud.
11. Duduk tawarruk (duduk pada lantai dan meletakkan kaki kiri di bawah kaki kanan yang tegak) pada tasyahhud akhir dalam shalat tiga atau empat raka’at
12. Mengisyaratkan dengan telunjuk pada tasyahhud awal dan tasyahhud akhir sejak mulai duduk sampai selesai tasyahhud
13. Mendo’akan shalawat dan berkah untuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan keluarga beliau serta untuk Nabi Ibrahim ‘alaihis salam dan keluarga beliau pada tasyahhud awal
14. Berdo’a pada tasyahhud akhir
15. Mengeraskan (jahr) bacaan pada shalat Fajar (Shubuh), Jum’at, Dua Hari Raya, Istisqaa` (minta hujan), dan pada dua raka’at pertama shalat Maghrib dan ‘Isya`
16. Merendahkan (sirr) bacaan pada shalat Zhuhur, ‘Ashar, pada raka’at ketiga shalat Maghrib dan dua rakaat terakhir shalat ‘Isya`
17. Membaca lebih dari surat Al-Fatihah.
Demikian juga kita harus memperhatikan apa-apa yang tersebut dalam riwayat tentang sunnah-sunnah selain yang telah kami sebutkan. Misalnya, tambahan dari ucapan Rabbanaa walakal hamdu setelah bangkit dari ruku’ untuk imam, makmum, dan yang shalat sendiri, karena hal itu termasuk sunnah. Meletakkan kedua tangan dengan jari-jari terbuka (tidak rapat) pada dua lulut ketika ruku’ juga termasuk sunnah.
Baca lebih lanjut